Jumat, Januari 11, 2008

Pak Sundar (2)

“Nasywa, ayo bangun sudah setengah tujuh!”


Selepas subuh tadi aku sempat mencoba merubah posisi stop contact untuk lemari es yang semula dua lubangnya arah vertikal menjadi horizontal, tapi tidak bisa karena kabel listrik masuk ke “mangkok”-nya dari arah samping bukan dari atas. Setelah itu penginnya mau ngetik tapi kok ya agak males-malesan, mungkin karena hari ini hari aku libur kerja. Akhirnya aku merebahkan tubuh di samping Umar dan gak tahunya malah ketiduran lagi dan tersadar saat istriku membangunkan Nasywa.


“Abi yang ngantar, ya?” kataku ke Nasywa. Ternyata jawaban Nasywa masih seperti dua hari yang lalu.

Nggak mau, nanti aku nangis.“

“Abi pingin ilo nduk…”


Saat Nasywa tengah dimandikan ummi’nya dari depan terdengar ketukan pintu dan ucapan salam. Segera aku buka pintu. Seorang anak remaja perempuan berjilbab berdiri dan semula kupikir mencari istriku. Aku persilahkan untuk aku panggilkan istriku.


“Bapak tidak bisa mengantar Nasywa,” kata dia kemudian.


Baru aku sadar kalau gadis itu anak Pak Sundar.


“Kenapa Pak Sundar?”

“Bapak sakit,” jawabnya.


Gadis itu langsung pulang.


Akhirnya…


Nduk, Pak Sundar sakit dan gak bisa jemput Nasywa, nanti diantar dan dijemput abi, ya?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bahagia dan terima kasih untuk komentar yang diberikan...