Selasa, Agustus 10, 2010

Semangat Umar

AlhamduliLlah rasa syukur aku panjatkan atas anak-anak yang semoga sholih-sholihah semuanya.

Juga, dengan apa yang ada dalam diri Umar akhir-akhir ini, bagaimana begitu semangatnya dia bersekolah. Semoga saja semangat itu mengisi hari-hari dia hingga dewasa kelak. Semangat untuk selalu haus akan ilmu yang untuk kemudian diamalkan, terutama buat Islam dan umatnya, juga bagi bangsa dan negeri ini.

Ahad malam dua hari yang lalu ketika jam di hp-ku belum genap pukul 21.00, Umar memakai kaos kakinya yang baru dibeli di siang hari ahad itu dan menenteng tasnya minta diantar sekolah..
"Le, kalau malam gini sekolahmu ya masih tutup. Besok, ya.", aku menanggapi permintaan Umar.

-oOo-

Semalam waktu pulang kerja, seperti biasa aku dijemput istriku di Tasikmadu. Dari belakang saat berboncengan denganku, istriku cerita kalau Umar sakit dan mengeluhkan telinganya..
Sesampai di rumah aku lihat Umar sudah lelap dan saat kupegang beberapa bagian badannya kurasakan suhu tubuhnya normal.

Selang satu jam lebih dari kedatanganku, Umar terbangun dan rewel. Aku gendong dan coba tidurkan dia lagi. Setelah beberapa lama akhirnya berhasil juga aku menidurkan Umar..
Dini hari saat aku bangun, aku coba pegang-pegang lagi badan Umar, dan kudapati suhu tubuh yang panas sementara obat penurun panas sudah habis beberapa waktu lalu.

Jam lima lebih. Setelah mempersiapkan Nasywa untuk sekolah aku bilang ke istriku agar Umar tidak sekolah dulu. Hal itu juga aku sampaikan ke Umar untuk tidak sekolah dulu karena dia masih sakit, namun Umar langsung bangkit, bergegas ke kamar depan dan kemudian membuka rak pakaiannya untuk menunjuki aku seragam olah raga yang baru diterimanya kemarin.

"Bi, sekarang aku sekolah pake seragam oranye. Besok pakai seragam olah raga...", kata Umar sambil berlari ke kamar mandi karena sudah tidak bisa menahan kebelet pipisnya lebih lama lagi...

Minggu, Juni 06, 2010

Roda Empat ke Roda Dua

Setelah hampir 4 tahun memiliki sepeda roda dua dengan dua roda kecil tambahan di belakang, hari ini menjadi hari pertama Nasywa bersepeda tanpa dua roda pembantu itu.

Sepulang mengikuti tastqif di SD Al-Irsyad tadi, Nasywa mengingatkan permintaannya kemarin yang sebenarnya sudah pernah dilontarkan beberapa waktu lalu agar dua roda kecil di bagian belakang sepedanya dilepas, karena dia sudah percaya diri bersepeda tanpa dua roda bantuan.

Aku ambil kunci mur-baut nomor 14. "Dibantu" Nasywa dan Umar, akhirnya sepeda Nasywa berubah dari beroda empat menjadi beroda dua.

Segera setelah aku kuatkan kembali mur pada sumbu roda ban belakang, Nasywa membawa sepedanya ke jalanan di depan rumah.

Ada rasa yang membuncah melihat sulungku bersepeda roda dua untuk kali pertamanya. Aku masuk ke dalam rumah dan mengabarkan hal itu kepada istriku yang tengah menyuapi Amru, bergegas dia ke depan rumah dan tersenyum lepas melihat Nasywa bersepeda roda dua untuk pertama kalinya.