Jumat, November 13, 2009

Menentukan Arah Kiblat

Setelah memasuki pekan kedua di tempat kerja yang baru, dimana segala hal masih belum tertata rapi, termasuk tempat sholat, sehingga baru kemarin terpikirkan arah kiblat yang selama hampir dua pekan dipakai sudah benar apa belum. Kalau mulai hari pertama sampai dua hari yang lalu arah kiblat langsung lurus dengan bangunan, mulai kemarin teman dari Semarang mengusulkan agak serong ke kanan. Dia menyatakan, tanpa bantuan kompas, bahwa bangunan menghadap ke timur, sehingga untuk sholat menghadap ke arah belakang gedung dengan sedikit serong ke kanan.

Malam harinya aku penasaran, apa benar arah kiblat kami dalam sholat yang "difatwakan" teman dari Semarang tadi... Kebetulan pas akses internet aku coba googling dan ketemu situs untuk mengetahui arah kiblat, salah satunya: http://www.al-habib.info/qibla-pointer/index_id.htm

Bermula dari situ aku ingin mengetahui arah kiblat dari beberapa masjid yang aku sering sholat di dalamnya. Pertama masjid di kota kelahiranku, mBatu, yaitu Masjid An-Nur.

Aku yakin para pendiri masjid itu dalam menentukan arah kiblat tidak dengan bantuan internet. Bisa jadi dilakukan cara konvensional, yaitu mengarahkan pandangan ke arah matahari saat tepat berada di atas Ka'bah, dimana setiap tahun ada dua waktu. 28 Mei pukul 16:18 WIB dan tanggal 16 Juli pukul 16:27 WIB.

Nah, dari situs yang aku tulis di atas, Masjid An-Nur terlihat pas mengarah ke kiblat.


Dari situ aku jadi ingin mengetahui arah kiblat masjid lain yang aku kenal. Masjid Jamek Kota Malang dan Masjid Manarul Ilmi Institut Teknologi Sepuluh Nopember - ITS- Surabaya.
Ternyata mengacu dari situs itu, arah kiblat dua masjid yang kusebut terakhir kalau diambil tegak lurus dengan bangunan ternyata kurang tepat.

Masjid Jamek Malang:


Masjid Manarul Ilmi:

Jumat, Oktober 09, 2009

Ganti Cita-cita

Kalau dulu pernah mengungkapkan cita-citanya nanti yang ingin menjadi guru sekaligus ibu, tadi malam Nasywa mengungkapkan cita-cita "barunya".

"Besok aku mau jadi bidan, biar bisa nggendong adik bayi. Aku seneng, soalnya lucu..."

Jumat, Juni 05, 2009

Buburnya Abi Part 2

Baru saja menerima hasil check-up yang dilakukan pertengahan bulan kemarin di tempatku bekerja.
Kesimpulannya:
Hypercol, Harus diet
Tahun ini rasanya aku overconfidence setelah tahun lalu turun dari tahun sebelumnya, maka aku yakin tahun ini semakin turun dengan rajinnya aku mengkonsumsi Quaker Oats. Ternyata malah lebih tinggi dari dua tahun yang lalu, dimana hasil hari ini 232 mg/dl dengan batas normal kurang dari 200.
Setelah aku refleksikan ternyata memang dari aku sendiri yang tidak kontrol pada konsumsi makanan. Gorengan, coffee-creamer, mie goreng.. hampir tiap hari...
Ya sudah, baru saja istirahat dan hampir menuangkan creamer ke dalam segera aku batalkan, ganti dengan teh hangat....

Minggu, Mei 31, 2009

Antara Wartel dan Hotel

Hari libur seperti biasanya diisi dengan memandikan dua malaikat kecilku...
Setelah Umar tuntas aku mandikan dan memakai pakaian, giliran Nasywa yang mesti dimandikan.

Sebenarnya Nasywa sudah biasa mandi sendiri, tapi kalau hari libur begini sering-sering ngalemnya muncul dan minta dimandikan.

Sesaat setelah guyuran pertama aku bilang ke Nasywa," Nanti kalau punya rumah sendiri kamar mandinya ndak kayak ini, nggak ada bak mandinya tapi pakai shower."

"Yang kayak di wartel itu, tah, Bi?" respon Nasywa.
"Wartel bagaimana?" tanyaku balik.
"Yang waktu kita masih di Pasuruan dulu itu, lho," jawab Nasywa.
"Hotel..." aku membenarkan sambil menahan tawa.

Memang, dulu waktu tinggal di Pasuruan istriku pernah mengisi pelatihan Quantum Learning di Hotel Songgoriti. Kebetulan dapat jatah satu kamar yang kalau malam kami isi berempat. Nasywa menikmati sekali dua malam tidur di sana, dengan bathub dan renang di hari terakhir.

"Bukan, cuma pancuran aja seperti di rumah Budhe Lilik, ndak pake bak-nya seperti yang di hotel itu.."

Sabtu, April 25, 2009

Oh Caleg Gagal…



Banyaknya kasus caleg gagal yang bertingkah aneh bahkan bunuh diri, mengindikasikan ketidaksiapan mental para caleg untuk kalah. Mereka hanya siap menang, dengan segudang impian dan harapan yg menjulang, hingga untuk mencapai impian tersebut apapun dilakukan, agar mimpi muluk mereka bisa terwujud.

Namun apa yg terjadi? Para caleg pemimpi tadi rupanya lupa, mereka punya otak tapi hanya dibawa, tidak dipakai. Mereka tidak tahu diri, tidak bisa mengukur kemampuan, sejauh mana peluang dan kemungkinan dirinya bisa terpilih. Akhirnya ketika gagal, sikap terlalu pede mereka berubah jadi bete….bahkan akhirnya gile…hehehe…!!!


http://wahyukokkang.wordpress.com/

Minggu, April 05, 2009

Umar Dua Tahun

Tidak berbeda dengan kakaknya dulu, tepat di usia dua tahunnya hari ini kami syukuri dengan hanya membuat dokumentasi foto saja.
Umar yang ngantuk saat pemotretan, sehingga tidak sedikitpun senyum tersungging saat diminta untuk senyum.

Sabtu, Maret 28, 2009

Sarapan Pagi-pagi Sekali

Pukul 3 dinihari tadi Umar sudah bangun. Mungkin dia terjaga mendengar jam waker yang disusul alarm dari 2 hanphone yang berbunyi. Setelah itu dia turun dari tempat tidur dan melangkah keluar kamar. Aku susul dia dan aku arahkan dia untuk tidur lagi.
Di ruang tengah masih tergelar matras yang biasa kami pakai untuk alas tidur-tiduran. Aku taruh bantal di atasnya dan kurebahkan Umar sembari aku pijit-pijit kakinya. Usahaku untuk menidurkan Umar gagal, bahkan dia bangkit dan asik bermain. Tidak lama setelah itu istriku juga bangun diteruskan wudhu dan qiyamullail.
Tanpa terasa waktu hampir mendekati pukul 4. Aku membangunkan Nasywa dan aku ajak ke kamar mandi untuk buang air kecil, khawatir keduluan ngompol. Selesai membantu Nasywa buang air kecil aku langsung mandi. Saat mengeringkan tubuh selepas mandi, aku dengar suara Umar minta makan.
"Aem... aem...!
Keluar dari kamar mandi aku lihat istriku sedang menggoreng.
"Sama telor dan kecap aja, ya?" kata istriku dari dalam dapur dengan nada bertanya.
"He..! Jam berapa ini sudah minta maem?" tanyaku ke Umar yang tetap asik dengan mainannya.
"Itu tadi yang minta maem Nasywa, terus Umar ikut-ikutan," kata istriku menjawab pertanyaanku.
Tidak lama kemudian acara sarapan pagi-pagi sekali pun dimulai.

Kamis, Maret 26, 2009

Nafsu Ingin Menjadi Pemimpin

oleh : Dr. Daud Rasyid

Perbedaan zaman Salafus-sholeh yang paling kentara dengan zaman sekarang, salah satunya dalam ambisi kepemimpinan. Dulu, khususnya zaman sahabat, mereka saling bertolak-tolakan untuk menjadi pemimpin.

Abu Bakar Shiddiq diriwayatkan, sebelum diminta menjadi Khalifah menggantikan Rasulullah mengusulkan agar Umar yang menjadi Khalifah. Alasan beliau karena Umar adalah seorang yang kuat.

Tetapi Umar menolak, dengan mengatakan, kekuatanku akan berfungsi dengan keutamaan yang ada padamu. Lalu Umar membai’ah Abu Bakar dan diikuti oleh sahabat-sahabat lain dari Muhajirin dan Anshor.

Dari dialog ini dapat kita pahami bahwa generasi awal Islam, yang terbaik itu, memandang jabatan seperti momok yang menakutkan. Mereka berusaha untuk menghindarinya selama masih mungkin. Tapi di zaman ini, keadaannya sudah berubah jauh.

Orang saling berlomba untuk menjadi pemimpin. Jabatan sudah menjadi tujuan hidup orang banyak. Semua tokoh yang sedang bertarung mengatakan, jika diminta oleh rakyat, saya siap maju. Inilah basa basi mereka. Entah rakyat mana yang meminta dia maju jadi pemimpin. Sebuah kedustaan yang dipakai untuk menutupi ambisi menjadi pemimpin.

Keberatan para Sahabat dulu untuk menjadi pemimpin, dikarenakan mereka mengetahui konsekuensi dan resiko menjadi pemimpin. Mereka mendengar hadits-hadits Nabi Saw tentang tanggung jawab pemimpin di dunia dan di akhirat. "Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya. Imam (kepala negara) adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawabannya atas kepemimpinannya...".

Dalam hadits yang lain Nabi Muhammad Saw memprediksi hiruk pikuk di akhir zaman soal kekuasaan dan menjelaskan hakikat dari kekuasaan itu. Beliau bersabda seperti dilaporkan oleh Abu Hurairah :

“Kalian akan berebut untuk mendapatkan kekuasaan. Padahal kekuasaan itu adalah penyesalan di hari Kiamat, nikmat di awal dan pahit di ujung. (Riwayat Imam Bukhori).

Juga Rasulullah Saw memperingatkan mereka yang sedang berkuasa yang lari dari tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelayan rakyat dan tidak bekerja untuk kepentingan rakyatnya, dengan sabda beliau : “Siapa yang diberikan Allah kekuasaan mengurus urusan kaum Muslimin, kemudian ia tidak melayani mereka dan keperluan mereka, maka Allah tidak akan memenuhi kebutuhannya.” (Riwayat Abu Daud).

Dan dalam riwayat at-Tirmizi disebutkan : “Tidak ada seorang pemimpin yang menutup pintunya dari orang-orang yang memerlukannya dan orang fakir miskin, melainkan Allah juga akan menutup pintu langit dari kebutuhannya dan kemiskinannya.”

Hadits-hadits yang ada lebih banyak menggambarkan pahitnya menjadi pemimpin ketimbang manisnya. Sedang mereka adalah generasi yang lebih mengutamakan kesenangan ukhrowi daripada kenikmatan duniawi. Itulah yang dapat ditangkap dari keberatan mereka.

Sementara orang yang hidup di zaman ini berfikir terbalik. Yang mereka kejar adalah kesenangan duniawi yang didapat melalui jabatan dan kekuasaan. Mereka lupa dengan pertanggung jawaban di hari Kiamat itu. Mereka tidak segan-segan bermanuver dan merekayasa untuk mendapatkan jabatan dan kekuasaan itu.

Kadangkala cara yang dipakai sudah hampir sama dengan cara kaum kuffar atau kaum sekuler, menghancurkan nilai-nilai akhlak Islam yang sangat fundamental; mencari dan mengumpulkan kelemahan lawan politik dan pada waktunya aib-aib itu dibeberkan untuk mengganjal jalan kompetitornya.

Ada pula yang mengumpulkan dana dengan cara-cara yang tak pantas dan tak bermoral. Mendukung calon kepala daerah dalam pilkada dari partai mana saja, asal dengan imbalan materi dengan menyerahkan uang yang besar. Terserah orang itu menang atau kalah nanti, tak begitu penting, yang penting uangnya sudah didapat.

Para pemburu kekuasaan itu beralasan, jika kepemimpinan itu tidak direbut, maka ia akan dipegang oleh orang-orang Fasik dan tangan tak Amanah, yang akan menyebarkan kemungkaran dan maksiat. Tapi jika ia dipegang oleh orang soleh dan beriman, akan dapat mewujudkan kemaslahatan bagi masyarakat luas. Alasan ini memang indah kedengaran.

Namun kenyataannya, semua yang berebut jabatan mengklaim bahwa ia lebih baik dari yang sedang memimpin. Dan tidak ada yang dapat memberi jaminan bahwa jika ia memimpin, keadaan akan menjadi lebih baik.

Bahkan rata-rata orang pandai berteriak sebelum menjadi pemimpin, tetapi setelah masuk ke dalam sistem, mereka tak bisa berbuat banyak. Akhirnya mengikuti gaya orang sekuler. Yang mencoba bertahan dengan idealisme, mendapat serangan dan kecaman dari berbagai pihak, lalu akhirnya menyerah kepada keadaan.

Berapa banyak mantan aktifis mahasiswa yang sebelumnya kritis dan berdemo menentang rezim masa lalu, tetapi sesudah masuk ke dalam sistem, tidak bisa merubah apa-apa, bahkan menggunakan cara-cara yang dipakai oleh rezim sebelumnya, memanfaatkan jabatan untuk menimbun uang dan kekayaan.

Kemudian merekapun menyiapkan alasan-alasan pembelaan; antara lain, merubah sesuatu tak bisa sekejap mata, tetapi harus bertahap, menilai sesuatu tak boleh hitam-putih, apa yang ada sekarang sudah lebih baik dari masa sebelumnya.

Keadaan seperti ini semakin memperkuat keyakinan sebagian orang, bahwa memperbaiki sistem tidak harus masuk terjun ke dalam sistem itu. Bahkan tak mungkin melakukan perubahan selama kita ada di dalam. Sebuah logika terbalik dari slogan yang digembar gemborkan pihak lain, yang kalau mau merubah sistem, harus terjun ke dalam sistem itu. Ternyata kebanyakan yang pernah terjun ke dalam sistem, tidak mampu merubah kerusakan yang ada. Bukan sekedar tak mampu membersihkan, justru ikut terkena kotoran.

Memang ada sebagian yang masuk ke dalam sistem dengan cara yang sah, lalu berjuang di dalamnya dengan penuh resiko, mencoba melakukan perubahan dan bertahan dengan prinsip-prinsip yang dipegangnya. Mereka ini biasanya kalau tak tersingkir, dimusuhi atau makan hati.

Gerakan Islam sebenarnya lebih besar dari sekadar Partai Politik yang dibatasi oleh aturan-aturan formal, aturan main, dan bahkan ideologi kebangsaan. Gerakan Islam berjuang untuk jangka waktu yang tak terbatas, hingga Islam itu tegak berdiri dengan kokoh. Lingkup kerjanya juga tidak hanya menyangkut soal-soal politik.

Ketika gerakan Islam menjadi partai politik, sebenarnya ia sedang dipasung dan dihadapkan pada agenda kacangan yang didiktekan kepadanya yang bukan menjadi agenda utamanya. Bahkan kesibukannya mengurusi soal-soal politik hanyalah pembelokan dari target utama dan juga pemborosan energi yang tak setimpal dengan hasil yang dicapainya. Ibarat membayar dengan harga emas untuk membeli besi.

Betapa sayangnya seorang yang sudah tiga puluh tahun malang melintang dalam gerakan Islam, ujung-ujungnya hanya menjadi tukang lobi kesana-kemari untuk memperjuangkan kursi alias kekuasaan. Sungguh menyedihkan. Yang diperjuangkan oleh gerakan Islam adalah sebuah agenda besar yang mendunia (Ustaziyyatul ‘Alam), bukan agenda lokal dan sektor sempit dan terbatas.

Lalu di sini mungkin pertanyaan akan muncul, apakah urusan lokal yang berujung pada kemaslahtan ummat Islam itu diabaikan? Jawabannya jelas tidak. Akan tetapi biarlah masalah-masalah lokal dan sektoral itu diurusi oleh anak-anak ummat yang mempunyai kualitas lokal.

Adapun gerakan Islam yang sudah mendunia haruslah bekerja sesuai dengan kapasitasnya. Tak pantas pemuda-pemuda gerakan diminta mengurus pilkada, pemilu, menempel-nempel poster, apalagi bertarung dengan orang-orang yang tak sekapasitas dengannya.

Gerakan Islam sekali lagi harusnya mengurusi hal-hal yang lebih besar, lebih strategis, yakni pembinaan ummat, membangun generasi intelek dan beriman, mengarahkan pemikiran ummat kepada cara berpikir yang Islami setelah mengalami degradasi. Anak-anak gerakan yang tak naik kelas bolehlah dipersilahkan terjun ke dunia politik praktis. Karena sampai di situlah mungkin batas kemampuannya.

Ada hikmahnya kenapa Allah swt tidak mengizinkan gerakan Islam di negeri induknya berkecimpung dalam politik praktis secara besar-besaran. Karena hal itu akan membuat mereka lalai dari perjuangan utama. Target utamanya bukan untuk mendapat kursi Perdana Menteri, atau bahkan Presiden sekalipun, tetapi untuk menjadi qiyadah fikriyah bagi pergerakan Islam sedunia.

Andaikan peluang lokal itu terbuka, niscaya mereka akan sibuk dengan masalah-masalah parsial di lapangan sementara tugas mereka jauh lebih kompleks dari membenahi sebuah negara yang masyarakatnya sudah rusak secara ideologis, moral dan perasaan.

Tugas Gerakan Islam lebih besar dari membersihkan korupsi, ketimpangan ekonomi, ketidak merataan pembangunan. Tugas mereka adalah mengembalikan penyembahan kepada Allah setelah mengalami degradasi dengan menuhankan manusia dan Tuhan-tuhan lainnya. (Ikhrojun Naas min Ibadatil Ibad ilaa Ibadatil Robbil Ibaad).


source : eramuslim

Selasa, Maret 03, 2009

Otak Rusak karena Pornografi Paling Sulit Disembuhkan

[ Selasa, 03 Maret 2009 ]
Otak Rusak karena Pornografi Paling Sulit Disembuhkan
JAKARTA - Peringatan keras bagi penghobi tayangan porno. Ahli bedah saraf dari San Antonio, AS, Donald Hilton Jr MD, membeberkan kerusakan otak karena kecanduan pornografi dalam diskusi memahami dahsyatnya kerusakan otak akibat kecanduan pornografi dan narkoba dari tinjauan kesehatan di Departemen Kesehatan kemarin.

Menurut pakar neuro science dari Metodist Speciality and Transplant Hospital San Antonio itu, sejatinya semua kecanduan (adiktif) berpengaruh terhadap kerusakan otak. Misalnya, kecanduan makanan (obesitas), judi, narkoba, maupun pornografi.

Hanya, tingkat kerusakan otak akibat kecanduan pornografi dinilai paling tinggi. Jika dibiarkan, hal itu bisa mengakibatkan penyusutan (pengecilan) otak. Ujung-ujungnya, terjadi kerusakan otak. Permanen dan tidaknya kerusakan tersebut bergantung intervensi medis yang dilakukan.

Hilton menyatakan, penyusutan otak bisa berangsur-angsur kembali normal asalkan dilakukan pengobatan secara intens. Setidaknya dibutuhkan waktu sekitar 1,5 tahun. Sebab, pada dasarnya, otak terus mengalami regenerasi jaringan. ''Dengan demikian, otak yang mengecil itu bisa kembali lagi. Namun, cepat atau lambatnya pemulihan tersebut bergantung kasus kecanduan yang diderita,'' ujarnya.

Kerusakan otak akibat kecanduan makanan (obesitas) maupun drugs cenderung lebih mudah diatasi ketimbang pornografi.

Menurut dia, ada perbedaan antara otak yang sudah kecanduan terhadap sesuatu dan yang tidak. Otak yang telanjur kecanduan memiliki mekanisme kontrol yang kecil terhadap rangsangan. Sebaliknya, otak yang belum kecanduan masih memiliki kontrol yang besar untuk mencegah perintah agar tidak kecanduan. ''Sehingga, masih bisa distop,'' cetusnya.

Berdasar hasil penelitian yang dilakukan Hilton bersama istrinya, di antara semua kasus kecanduan, pornografi merupakan salah satu yang tersulit. Bahkan melebihi kecanduan obat. Menurut dia, mayoritas anak maupun remaja mengonsumsi tayangan pornografi dari internet.

Lantaran masukan itu hanya datang satu arah atau tanpa melalui diskusi maupun saringan dari orang tua, anak cenderung menerima informasi tersebut secara mentah. Di AS, 10 persen anak muda mengakses situs pornografi.(kit/nw)

7 Tahun Sudah...

Istriku,
terima kasih untuk 7 tahun yang indah penuh warna.
terima kasih untuk 2 malaikat kecil buah cinta kita.
terima kasih untuk bersama melangkah menuju selaksa asa di depan sana.

Minggu, Maret 01, 2009

Abi Untuk Pertama Kalinya

Selama ini Umar memanggilku hanya di suku kata kedua, "Biii...."
Baru hari ini dia bisa memanggilku dengan dua suku kata lengkap, "Abi"
Panggilan lengkap itu dia lakukan tadi pagi ketika klayu minta ikut aku yang akan pergi ke rumah kakakku.

Rabu, Februari 25, 2009

Tuhan Sembilan Senti

Tuhan Sembilan Senti

Oleh Taufiq Ismail

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak
merokok,

Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,
hansip-bintara-perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na’im
sangat ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang
tak merokok,

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya
apakah ada buku tuntunan cara merokok,

Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk
orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok,
sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula
merokok,

Negeri kita ini sungguh nirwana
kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat berat
bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,

Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok,

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter
tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun
menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut
dan hidungnya mirip asbak rokok,

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orangbergumul
saling menularkan HIV-AIDS sesamanya,
tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya
mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus,
kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya
ketimbang HIV-AIDS,

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin
paling subur di dunia,
dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu,
Bisa ketularan kena,

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok,

Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil,
pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola
mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,

Di kamar kecil 12 meter kubik,
sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat
dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh,
dengan cueknya, pakai dasi,
orang-orang goblok merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na’im
sangat ramah bagi orang perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup
bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh,
duduk sejumlah ulama terhormat merujuk
kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.
Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka
terselip berhala-berhala kecil,
sembilan senti panjangnya,
putih warnanya,
ke mana-mana dibawa dengan setia,
satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,
tampak kebanyakan mereka
memegang rokok dengan tangan kanan,
cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda
yang terbanyak kelompok ashabul yamiin
dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz.
Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.
Kalau tak tahan,
Di luar itu sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum.

Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr.
Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi).
Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok.
Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz.
Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang,
karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol,
sudah ada babi,
tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
Lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan,
jangan,

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar
perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang
kepalanya berapi itu,
yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir.
Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap,
dan ada yang mulai terbatuk-batuk,

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,
sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati
karena penyakit rokok.
Korban penyakit rokok
lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,
lebih gawat ketimbang bencana banjir,
gempa bumi dan longsor,
cuma setingkat di bawah korban narkoba,

Pada saat sajak ini dibacakan,
berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya,
bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya,

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini,
karena orang akan khusyuk dan fana
dalam nikmat lewat upacara menyalakan api
dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,

Rabbana,
beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

Selasa, Februari 17, 2009

Ponari Sweat


(c) Jawa Pos, Hari ini..

Selasa, Februari 10, 2009

Berpura-pura

Semalam istriku dan Nasywa tengah menata buku Halo Balita dan Ensiklopedi Bocah Muslim milik Nasywa ke tempatnya. Sementara Umar asyik main sendiri dan terkadang malah merusak tatanan yang sudah ada.

Aku tiduran di lantai beralas selimut. Mungkin karena sisa lelah belum hilang, aku malah tertidur lelap. Belum lama terlelap, aku tergagap bangun karena ada bau tidak enak di dekatku. Ternyata Umar BAB di diapers-nya.

“Ayo Le Abi bersihkan,” kataku seraya bangkit dari tidurku di lantai.

Umar bangkit dan lari masuk ke dalam kamar tidur.

Aku teringat kalau pintu depan belum terkunci, karena itu aku ke ruang tamu untuk menguncinya. Mendengar bunyi kunci diputar, Umar berlari ke depan. Aku yakin dia berpikir aku mau pergi, dan seperti biasa dia tidak akan mau ketinggalan. Selesai mengunci pintu aku kembali ke belakang. Umar sudah sampai di ruang tengah.

“Ayo dibersihkan,” kembali aku mengajak Umar yang ada di hadapanku.

Ajakanku itu malah membuat Umar balik kucing dan kembali masuk ke kamar tidur. Aku ikuti langkah Umar. Di dalam kamar aku lihat Umar langsung naik ke tempat tidur dan langsung meringkuk dan memejamkan matanya pura-pura tidur.

Sembari tertawa aku tunjukkan yang tengah dilakukan Umar kepada istriku yang kebetulan ada di depan pintu kamar tidur. Istriku juga ikut tertawa.

Dengan gemas aku angkat Umar menuju kamar mandi dan beberapa saat aku lihat dia masih pura-pura tidur di gendonganku.

Le...le..., kamu itu lho belum 2 tahun. Memangnya siapa yang ngajari seperti itu?” tanyaku retoris.

Jumat, Januari 23, 2009

Hari Ulang Tahun Nasywa Tanpa Nasywa

Tidak enak juga rasanya di hari ulang tahunnya yang ke-5, kemarin, Nasywa tidak ada di tengah-tengah kami bertiga.

Karena libur sekolah, sejak 2 hari yang lalu Nasywa di rumah neneknya di Tulungagung.

Kemarin ummi’nya nelpon dia tapi dia tidak mau berbicara lewat telepon, malu katanya.

Kamis, Januari 22, 2009

Bangsa Yang Tak Punya Identitas

Kalau ada pertanyaan, bagaimanakah cara yang termudah mengenali seseorang itu adalah orang Indonesia?

Saya pribadi tidak akan serta merta bisa menjawab pertanyaan itu, karena memang saya tidak menemukan kekhasan pada manusia yang bernama orang Indonesia itu.

Berbeda kalau pertanyaan yang sama diajukan dengan konteks yang berbeda.

Misal obyek pertanyaannya adalah orang Arab, orang India, bahkan mungkin orang Pakistan. Saya akan jawab itu orang India karena memakai belitan kain khas di atas kepalanya, atau pakai sorban dengan pengikat di kepalanya sebagai orang Arab, atau juga saya pastikan itu orang Pakistan karena memakai baju yang sekilas seperti baju koko yang sering kita pakai waktu sholat.

Apakah orang Indonesia itu yang memakai blangkon? Saya jawab tidak, itu orang Jawa. Yang pakai ulos? Itu orang Batak.

Menurut saya, karena tidak punya identitas yang jelas itu, maka orang Indonesia sangat mudah terbawa arus, dalam banyak hal. Contohnya ini:

Rabu, Januari 14, 2009

Kamis, Januari 08, 2009

Perang Cerdas Modal Hamas


Jawa Pos - Kamis, 08 Januari 2009

Oleh: Ridlwan *

Hari Sabath (Sabtu), hari yang dikuduskan kaum Yahudi diingkari sendiri oleh tentara Israel. Di hari larangan membunuh, bepergian, dan berdagang itu, pasukan darat negeri zionis resmi menyerang Gaza, Palestina. Mereka disambut meriah dengan rudal-rudal jarak dekat pejuang Hamas (Haraqah Al Muqawamah Al Islamiyah, Gerakan Perlawanan Islam).

Pemimpin Hamas Khalid Misyal dari pos komandonya di Syiria sudah memerintahkan setiap pejuang Hamas melawan. Khalid menjanjikan neraka bagi setiap tentara Israel yang menginjak tanah Gaza. Mengapa Hamas begitu berani ?

Padahal, dari hitung-hitungan matematika pertahanan, kekuatan dua pasukan sangat timpang. Bagai bumi dan langit. Israel Defence Forces (IDF, angkatan bersenjata Israel) setidaknya berkekuatan 176 ribu infanteri bersenjata lengkap. IDF juga mendapat dukungan serangan udara dari 286 helikopter serbu, dan 875 jet tempur berkecepatan supersonik. Juga, 2800 tank dan 1.800 senjata artileri (meriam, rudal, peluncur roket) yang semuanya on load (siap digunakan).

Sebaliknya, Hamas hanya berkekuatan maksimal 20.000 pejuang. Tanpa pesawat tempur, jet, atau helikopter patroli satu pun. Mereka hanya memakai roket Al Banna dan Al Yaasin, modifikasi rudal PG-2 Rusia yang mampu menghancurkan tank Merkava dalam radius 500 meter. Roket lainnya, yang juga hasil modifikasi, maksimal hanya bisa meluncur 55 kilometer. Itu hanya cukup sampai Kota Sderoth, yang bukan jantung komando Israel.

Untuk pertahanan anti serangan udara, mereka mengandalkan rudal Rayyan, modifikasi dari rudal SA-7 Rusia yang dulu digunakan Hizbullah (Lebanon) untuk merontokkan helikopter dan UAV Israel.

Tak Percaya Statistik

Tapi, Hamas memang tak pernah percaya statistik. Apalagi cuma di atas kertas. Buktinya, sejak didirikan Syekh Ahmad Yasin pada 14 Desember 1987, Hamas terus membesar.

Untuk melawan Israel, Hamas membentuk sayap militer Brigade Izzudin Al Qassam. Anggotanya harus melalui seleksi superketat. Mereka diambil dari pemuda-pemuda yang lulus ujian akhlak dan keimanan.

Para recruiter Al Qassam, misalnya, akan mencari calon pejuang dari jamaah salat Subuh di masjid-masjid Gaza dan seluruh kawasan Tepi Barat. Pemuda yang tak pernah ketinggalan salat Subuh berjamaah adalah bibit terbaik prajurit Hamas. Jadi, pemuda Palestina yang suka merokok, apalagi bau minuman keras, jangan harap bisa diterima sebagai personel Al Qassam.

Prajurit ikhlas dan bebas maksiat memang jadi modal utama. Sebab, Hamas yakin kemenangan tak semata-mata hitungan senjata, tapi juga faktor "langit". Mereka percaya dengan perlindungan malaikat yang sudah tahu siapa yang bakal unggul. Seperti saat 300 prajurit Nabi Muhammad sukses melawan 1.300 musuh dalam Perang Badar (2 Hijriah).

Sikap itu buah didikan gerakan Ikhwanul Muslimin (IM) yang didirikan Hasan Al Banna di Mesir pada 1948. Syekh Yasin adalah kader IM sejak dipenjara karena ceramahnya pada 1965. Di penjara, putra Palestina asli kelahiran Desa Jaurah, 20 kilometer utara Gaza 1936 itu, bergabung dengan cabang IM Palestina yang berdiri pada 1935. Yasin syahid diterjang rudal Israel pada subuh, 22 Maret 2004.

Maka, pola latihan Al Qasaam juga pengembangan dari Nizham Khash (Biro Khusus) IM yang dibentuk di Kairo, Mesir, 1940. Pada perang Arab-Israel pertama 1948, Nizham mengirim 3.000 prajuritnya melawan Israel. Nizham juga berperan dalam perang Terusan melawan Inggris, 1951. Dalam aktivitas keseharian, Nizham memakai sistem sel tertutup. Satu anggota tak mengenal anggota lain, kecuali dalam satu usroh (grup) yang terdiri atas tujuh sampai 10 orang.

Dalam kitab At Tarbiyah As Siyasiyah 'Inda Jamaah Al Ikhwan Al Muslimin karangan Utsman Abdul Mu'iz Ruslan (diterjemahkan Era Intermedia, Solo, 2000) halaman 575-583, latihan Nizham dijabarkan dengan detail. Di antaranya, mereka mempelajari bela diri, senjata api, perang gerilya, bom dan bahan peledak, topografi, menyelam, serta infiltrasi (penyusupan) militer.

Mereka juga ahli ilmu sandi, terlatih memublikasikan selebaran (propaganda) dan punya data semua institusi Yahudi di Mesir dan Timur Tengah. Selain itu, anggota Nizham mempelajari tafsir Alquran, menghafal 40 hadits Imam Nawawi, berpuasa sunah, dan disiplin membaca Alquran minimal 1 juz per hari.

Sistem Nizham ditiru Al Qassam. Bekal mental penting karena tiap hari mereka diburu pasukan khusus Israel, Sayerat Matkal. Tapi, kematian memang jadi slogan impian tiap anggota Hamas (as syahid asma' amanina). Yang sudah meraihnya akan di-upload di situs resmi www.alqassam.ps.

Selain operasi militer, Hamas berhadapan dengan agen intelijen terhebat sedunia HaMossad leModi'in uleTafkidim Meyuhadim (Mossad). Guru MI5 Inggris dan CIA itu amat piawai menyaru rupa. Seorang agen Mossad bisa tampil bersurban dan berjenggot laksana Syeikh, tapi berceramah tentang hidup damai bersama Israel.

Agen Mossad juga bisa tampil perlente layaknya Bernard Madoff, konglomerat perayu kelas kakap yang sukses menciptakan krisis finansial dunia. Senyum manis ditambah taburan dolar bisa membuat politisi parlemen dan berbagai faksi politik lain di Palestina pecah belah teradu domba.

Untuk melawan Mossad, Hamas mengandalkan dukungan total dari rakyat Palestina. Hamas memang tinggal bersama mereka. Hamas membantu rakyat saat krisis pangan, menjadi guru madrasah anak-anak mereka, dan membangun terowongan jalur penyelundupan bawah tanah Rafah (Mesir)-Gaza agar bayi-bayi Palestina punya susu untuk diminum. Hamas juga santun kepada 3.000 warga Kristiani di Gaza. Tak heran, dalam pemilu pada 25 Januari 2006, Hamas meraup suara terbanyak.

Mereka juga punya koneksi gerakan di luar negeri yang solid. Ulama Hamas Dr Nawwaf Takruri, dosen Universitas An-Najah Nablus, bahkan pernah berceramah di Masjid As Syukur, 200 meter sebelah selatan kantor Graha Pena, Jawa Pos, Jakarta pada November 2007. Dalam perang kali ini, mereka juga dibantu faksi jihad lain di Gaza.

Karena itu, banyak pengamat militer menilai agresi ini bakal sambung menyambung sepanjang 2009. Sebab, kader-kader Hamas di Palestina dan seluruh dunia sudah berjanji tak akan mengerek bendera putih. Mereka yang hanya punya batu akan terus melempar, roket akan terus diluncurkan, dan senjata-senjata selundupan sudah terkokang.

Mereka yang tak bisa datang ke medan perang, akan menyumbang harta, tulisan propaganda, dan doa-doa sepanjang malam. PM Israel Ehud Olmert, Menhan Ehud Barak, dan Menlu Tzipi Livni, tampaknya bakal gigit jari lagi.

*. Ridlwan, wartawan Jawa Pos di Jakarta (email : ridlwan@jawapos.co.id )

Allah Maha Sayang sama aku

AlhamduliLlah wa laa ilaaha illaLlah waLlahu akbar.

Sungguh besar nikmat dan kasih sayang Allah diberikan kepadaku dan keluargaku.

Di tengah kegalauan dan keresahan hati memikirkan banyaknya kesulitan ekonomi yang tengah aku hadapi, Allah menunjukkan kuasaNya yang mengingatkanku untuk selalu khusnudzon dan istiqomah.

Dua bulan yang lalu menjelang masa bayar kredit motor jatuh tempo, uang yang ada di dompet hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, sementara di rekening tabungan hanya tersisa sedikit di atas saldo minimal.

Dek, untuk bayar kredit bulan ini mas tak cari pinjaman, ya?” tanyaku ke istri meminta persetujuannya.

Istriku hanya diam tak menjawab. Aku melihat ada seraut kesedihan di balik wajah diamnya kala itu.

Matahari mulai beranjak tinggi menghangatkan dinginnya Kota Batu. Dari pintu depan terdengar ketukan yang saat kubuka muncul wajah penuh kelembutan dan kasih sayang dari ibu yang melahirkan dan membesarkanku. Baru duduk di kursi ruang tamu, ibuku menyampaikan tujuan utamanya datang ke rumah kontrakanku.

Le, kemarin ibu lihat di TV ada pengumuman agar segera menukarkan uang lama dengan yang baru karena akan tidak berlaku lagi. Ibu punya sejumlah uang ratusan ribu lama. Tolong kamu tukarkan ke bank, nanti kembalikan ke ibu yang satu juta, sisanya buat kamu,” kata ibuku sembari menyerahkan gulungan uang yang dimaksud.

Aku buka gulungan itu dan aku hitung, ternyata sisa yang mau diberikan ibu kepadaku persis sejumlah uang yang aku butuhkan untuk membayar kredit motor. Bergegas aku ke belakang menemui istriku yang kulihat tengah merapikan jilbabnya di depan cermin karena akan pergi mengisi taujih pengajian ibu-ibu di kampung sebelah. Dari belakang aku rangkul pundak istriku dan kucium kepalanya dan kuucapkan rasa syukur atas rizeki Allah yang datang tanpa kami perkirakan sama sekali. Tanpa aku ceritakan, istriku pasti tahu karena di rumah yang kecil ini tentunya dia mendengarkan pembicaraanku dengan ibu dari dalam kamar yang hanya disekat oleh triplek tipis. Dari cermin aku lihat ada mata yang sembab menahan tangis.

-oOo-

Tadi malam selepas isya’ seperti biasa aku yang memasukkan motor ke dalam rumah. Setelah seharian dipakai istri kuliah dan aktifitas yang lain, motor diparkir di teras rumah yang jarak ke jalan depan rumah hanya dibatasi pagar dan parit yang jauhnya tidak sampai 3 meter. Ketika kunci kontak akan aku pasang, aku lihat sesuatu di lubang kunci. Aku ambil dengan ibu jari dan jari telunjukku, setelah aku amati ternyata itu potongan besi tipis. Aku tersadar bahwa motorku satu-satunya yang kreditannya masih kurang 6 kali lagi hampir saja dicuri orang.

Bergegas aku masuk ke rumah dan kuserahkan potongan besi itu ke istriku.

“Mulai besok motor langsung masukkan rumah,” dengan sedikit menahan kaget aku lanjutkan kalimatku dengan beragam kata agar istriku lebih hati-hati, karena tidak berapa lama pindah ke kontrakan ini dia juga pernah lupa mencabut kunci kontak dan meninggalkan motor di depan rumah begitu saja.

Istriku terlihat shock.

Setelah merasa cukup memberikan nasehat, aku kembali ke depan. Aku coba memasukkan kunci kontak ke lubangnya dan baru aku sadar posisi stang motor sudah tidak terkunci. Ternyata kunci kontak hanya bisa masuk ¼ bagian saja, aku pikir di dalam lubang masih ada patahan besi yang lain. Setelah aku masukkan rumah dan aku sorot dengan lampu senter, ternyata kontak sepeda motorku telah rusak. Lubang dari depan sampai bagian dalam sudah tidak lurus lagi, itulah kenapa kuncinya tidak bisa masuk seluruhnya.