Senin, September 01, 2008

Nasywa Puasa

Ramadhan 1429 H ini kami jadikan momen untuk mulai mengenalkan shoum atau puasa kepada Nasywa. Beberapa hari menjelang Ramadhan datang, bergantian atau bersama-sama, aku dan istriku memberikan motivasi kepada Nasywa untuk mau berpuasa.

-oOo-

Malam Ahad dua hari yang lalu kami berempat pergi ke toko sepatu. Kebetulan sandal istriku yang layak untuk menghadiri acara resmi sudah waktunya diganti. Di toko sepatu pertama yang kami datangi Nasywa mencoba memakai beberapa sepatu yang dipajang, sempat terlontar keinginannya untuk memiliki salah satunya. Namun dengan sedikit pengertian yang aku berikan Nasywa bersedia menunda keinginannya. Karena tidak mendapatkan model yang cocok, maka aku ajak istriku ke toko yang lain. Saat aku sudah ada di atas sadel sepeda motor, aku lihat Nasywa masih sibuk “memilih” sepatu yang ada di rak.

“Nasywa, ayo, kita lihat di toko yang lain!”

Di toko sepatu yang kedua kembali istriku mencari sandal yang cocok. Bertiga bersama Nasywa dan Umar, aku mengelilingi toko hanya sekedar untuk melihat model-model sepatu dan sandal yang dipajang. Sampai di etalase yang memajang sepatu dan sandal untuk anak-anak, Nasywa menunjuk salah satu sepatu.

“Bi, aku belikan sepatu pink itu, ya.”

“Ya, nanti lain kali.”

“Nggak, sekarang!!!”

Aku dekati Nasywa dan aku coba beri pengertian kenapa permintaannya harus tertunda.

Beberapa saat kemudian istriku mendapatkan sandal yang diinginkannya. Melihat itu sepertinya Nasywa iri dan kembali merajuk untuk juga dibelikan sepatu yang diinginkannya.

“Sudah wis gini, aja, kalau bintang Nasywa sudah sampai 200 lebih Nasywa dibelikan sepatu itu,” istriku mencoba menawar keinginan Nasywa.

“Sekarang kan masih sekitar seratus, jadi pokoknya Nasywa pinter dan nggak ngompol, pasti segera bisa membeli sepatu,” sambung istriku.

Akhirnya Nasywa sepakat dengan solusi itu.

Salah satu “penilaian” untuk setiap kebaikan, istriku terutama yang memang telaten, memberikan satu bintang pada rapor harian Nasywa. Hasil dari pengumpulan bintang itu tidak selalu bernilai materi, kadang malah hanya pelukan atau ciuman atau kalau pengin kita makan bareng-bareng di suatu tempat.

-oOo-

“Bagaimana, besok puasa, ya?”

“Nggak mau, Nasywa nggak mau puasa.”

“Gini, wis, kalau Nasywa mau puasa beli sepatunya ndak usah nunggu bintangnya dapat banyak.”

Ping satu, ya?”

“Minimal sepuluh kali, maka Abi belikan sepatu.”

Ping tiga, wis.”

“Ndak, sepuluh kali.”

Akhirnya Nasywa sepakat dengan ketetapanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bahagia dan terima kasih untuk komentar yang diberikan...