Selasa, Desember 02, 2008

Pemutih Kulit

Tadi malam sepulang kerja Nasywa menagih janjiku untuk membelikan jagung bakar. Setelah merendam seragam kerja yang akan aku pakai hari Rabu nanti dan belum sempat aku cuci di hari libur kemarin, berdua aku dan Nasywa pergi ke Pasar Plastik, sebutan deretan warung tenda di dekat alun-alun Kota Batu. Ternyata pedagang jagung bakar yang dulu mangkal di tengah-tengah Pasar Plastik tidak aku temukan. Akhirnya aku menuju ke arah barat Jalan Panglima Sudirman dan aku temukan pedagang jagung bakar di pojok SDK Sang Timur.

Selesai membeli jagung bakar dalam perjalanan pulang mampir ke toko kelontong untuk membeli diapers. Setelah mendapatkan yang aku cari, bergegas aku keluar toko menuju arah motorku terparkir. Belum sempat beranjak jauh dari dalam toko, Nasywa balik kanan menghampiri etalase toko.

“Nanti kalau abi sama ummi’ sudah meninggal aku mau beli ini,” kata Nasywa sambil menunjuk produk pemutih kulit yang sering diiklankan di televisi.

Setelah bisa menguasai diri karena sempat terkejut dengan kalimat Nasywa barusan, aku bertanya.

“Kenapa harus menunggu abi dan ummi’ meninggal untuk membeli itu?”

“Ya biar abi sama ummi’ nggak tahu,” jawab Nasywa.

“Terus buat apa beli itu?” kembali aku bertanya.

“Biar tambah putih.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bahagia dan terima kasih untuk komentar yang diberikan...