Sabtu, Maret 22, 2008

Memang Harus Begitu Jadi Anak Abi

Mandiri dan berani.


Itulah dua hal dari sekian banyak nilai-nilai positif yang ingin aku dan istriku tanamkan ke Nasywa dan adik(-adik)nya. Mulai dari hal sederhana, mandi dan ganti baju sendiri misalnya, sampai nanti ketika tiba waktunya, misalkan, harus membenahi kamar tidurnya sendiri.

Aku dan istriku tanamkan keberanian, seperti pernah di usia 3,5 tahun, Nasywa dibekali sejumlah uang dan di suruh masuk ke mini swalayan sendiri untuk belanja jajanan yang diinginkannya, sementara aku dan istriku mengawasi dari luar.

Nduk, abi mau mengantarkan sepeda motor Pak Wartono sekalian ummi’ mau pinjam LCD Projector, ikut, gak?” tanyaku ke Nasywa yang lagi asik main puzzle di dalam tenda yang baru dibeli dua hari lalu.

“Nggak, Nasywa di rumah saja,” jawab Nasywa.

“Dedek juga ikut. Nasywa di rumah sendiri berani, tah?” kembali aku tanya.

“He-e...,” jawab Nasywa singkat.

“Pintu abi kunci dari luar, ya?”

“Iya.”

Sore ini kali kedua Nasywa berani ditinggal sendirian di rumah. Yang pertama senin pekan yang lalu ketika pagi hari Umar dan ummi'nya mengantarkan aku ke rumah Ade, teman kerjaku, untuk bareng-bareng berangkat kerja. Karena dia minta ikut tapi belum mau mandi, maka ketika aku berikan pilihan boleh tidak segera mandi tapi tinggal di rumah, Nasywa memilih tinggal di rumah.

Hampir setengah jam kemudian kami bertiga pulang. Aku buka pintu rumah dan beriringan dengan istriku mengucapkan salam.

Bukan jawaban salam yang dilontarkan Nasywa, tapi teriakan Nasywa memanggilku dari dalam kamar mandi.

“Abiii... sudah...!!”

“Nasywa ngapain?” sahutku.

“Ee’...!”

Segera aku menuju ke kamar mandi yang ada di dalam kamar tidur depan. Sebelum masuk sempat aku lihat kursi plastik ada di bawah switch untuk menyalakan lampu kamar mandi. Rupanya tadi Nasywa mengambil kursi dari kamar belakang dan menggunakannya untuk meraih tombol lampu yang memang jauh di atas jangkauannya. Sampai saat ini, untuk finishing BAB Nasywa memang masih perlu dibantu.

Belum sampai masuk kamar mandi dan belum terlihat Nasywa sempat aku tanya.

“Tadi ngambil kursi dan nyalakan lampu sendiri?”

“Iya,” jawab Nasywa singkat.

“Hebat anak abi,” pujiku.

Satu langkah lagi menjelang pintu kamar mandi kembali aku dengar suara lantang Nasywa.

“Ee’-nya satu jatuh di celana...!”

Wadoww...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bahagia dan terima kasih untuk komentar yang diberikan...